CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2, Hasrat-Bispak43 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tidak ingin menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu perkataan saya telah tak terlewati,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya buat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, seusai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada tunggu jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk keluar, makin lama lebih kuat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tebersit pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Tetapi saya lewatkan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apa Kedengarannya saya. Muka saya nyata terlihat cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Mari lagi Denok… saya suka ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi tidak lama selanjutnya saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa gantengg saya saat lagi saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga kemudian kebolehan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya sampai luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko tambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi sesuai awut-awutan berikut. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya segera membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan dengan Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya harusnya berduka atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya penting uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada laki laki. Saya mengerti ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengen.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sembari menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, hanya ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertamanya kali?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja seperti berikut lebih enteng memperoleh uang. Saya pula tidak berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin profesional sebagai lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya lantas jadi semakin dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya nampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun jika sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Misalkan ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga.  Saya pula jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, pada waktu muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seseorang penari juga.  Sekedar kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat menonton serta memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu pun Juragan terus memohon saya gunakan baju serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta puas kalaupun dapat membuat Juragan puas. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya lagi meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap mengerjakannya karena hanya uang. Lama-lama saya tambah kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG ELOK PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas kian berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, jika ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya lagi melacur meskipun perut saya jadi membesar. Dan saya  terus hadir ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, dan beliau tampak lumayan panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan melecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertamanya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruhnya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  tidak tahu. Karena kemungkinan setelah Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sembari gantenggnya waswas. Rasanya saya ingin membikin beliau gak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang lihat dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu semuanya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang kali pertama itu, kamu gak perlu hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama