CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6, Hasrat-Bispak43 "Aaah…", saya menjerit takut saat tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya kian tidak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijakin yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tidak dapat ke mana-mana kembali.

Kengerian sedikit menyerangku waktu saya mengetahui badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, lagi keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Namun yang amat membuatku cemas yaitu kepala Wawan yang ada diantara ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang tentu muka Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, sangatlah dekat. Suatu jilatan yang telah dilakukan Wawan mulai pembantaian kepada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya mesti melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, serta badanku menyebutng bagus tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito meningkatkan pengidapanku. Mereka mengungkap bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak dapat terima semuanya rangsangan ini, badanku mengulet dan mengartikulasikanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah serta meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka pengin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga selalu menarik ke-2  puting payudaraku,  bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai menderita dalam keasyikan ini, hasratku udah naik gak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

Namun memang salahku pula sich, kelihatannya sakit hati tiga pejantan ini sangat besar sesudah saya berkali kali menarik dan memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka benar-benar tidak memedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka terus menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang sebagai berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga bersama-sama hentikan perbuatan mereka, tapi mereka biarkan badanku selalu melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengesah perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih lantaran nikmat yang menempaku ini jadi sirna waktu mereka stop demikian saja seperti berikut.

Tetapi saya cuma diam, saya gak pengen berbicara apa apa, memohon atau melakukan hal apa saja, walau diam diam saya nikmati tersisa sisa luapan hasrat masih menerpa badanku.

"Non Eliza pengen turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku betul-betul tak berfaedah. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku terus berada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati melanjutkan tingkahnya itu.

"Selalu apa tanggung-jawab non tadi udah bikin kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lantas menyesap puting payudaraku yang ada pada hadapannya sampai saya menggeliang dan mengartikulasikanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta sekarang saya jadi protes dengan geram sekalian menghentikan nafsuku saat lagi Wawan serta Suwito repot menyerbu wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito hentikan gempuran mereka, dan mereka sama sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya tidak dapat melakukan perbuatan apa saja saat badanku masih melayang-layang semacam ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak ingin tahu, intinya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah buat kita kita ngaceng berkali kali tiada hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan karena siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya pengin meronta, saya ingin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, sebab saya gak mau pada situasi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya pengin nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal maupun mengangut karena kepayahan.

Namun tidak beberapa lama kemudian saya tidak sanggup kembali berpikiran tenang. Saya mendesah rintih kesenangan waktu ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Bijaksanain dan Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba serta membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Anyar ini kali mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Semuanya kesan kepuasan yang kurasakan ini sangat dahsyat dan meresahkan pikiranku.

Selanjutnya saya memutuskan nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-kali, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan menggeliang bagus membebaskan pergolakan liar ini, dan sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan tersebut masih ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap-tiap ikatan tulang di seluruhnya badanku lepas saat saya harus menyebutng luar biasa gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku telah tak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito gak lepas meski saya menggeliang seperti apa saja. Mereka mengamankan ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jenuh permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhambat seperti berikut, saya berasa tidak punya daya juga sekedar untuk melepaskan luapan orgasmeku. Namun diam diam saya justru benar-benar suka diberlakukan semacam ini oleh mereka, dan saya benar-benar nikmati ketidak punya dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi waktu jawaban yang kuterima merupakan pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuman sekejap saja, Wawan udah menyudahi pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang terus melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang terus terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

Saya lihat Wawan ke arah pintu yang membataskan sisi dalam serta luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada bagian luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup dan mengamankan pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian melihatku dengan senyuman penuh hinaan, seakan mau menjelaskan bila sekali ini saya tidak mungkin berhasil lolos.

Tiba-tiba saya terkaget lantaran saya sadari sebuah hal. Bukan bab saya telah tidak kemungkinan dapat larikan diri, lantaran saya udah mengetahui jikalau saya usaha lari ke bawah, selanjutnya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta dapat selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud yaitu, kenapa mereka menunjuk tempat jemuran pakaian ini untuk tempat sebagai membabat diriku? Di area yang sangatlah terbuka ini, bagaimana kalaupun kelak rintihan dan lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana jika kami hingga dilihat oleh tetangga di muka rumahku yang tiada menyengaja menyaksikan menuju rumahku?

"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak akan lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya jika getho non tak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan semaunya, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian menempatkan paras cemberut, tetapi tak lama setelahnya badanku melafalkanng sewaktu ke-2  payudaraku telah kembali diremas remas oleh pak Bijaksanain dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mendesah serta mengulet, di antara kesenangan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan selalu merapat, dan sekarang penglihatanku berpindah menuju di penis Wawan itu udah tegak mengacungkan itu, yang telah siap untuk mengeduk serta meniduri lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan sejak mulai barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan sadis dari penis gagah Wawan itu.

"Mmm…", saya mendesah lambat saat kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya masih tetap pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Bikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengerang waktu kurasakan sebuah jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Bijaksanain serta Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang sekarang udah berganti menjadi  pagutan penuh hasrat di bibirku, semuanya ini membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Jika waktu ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sisi kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastinya gak bisa menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba meredam derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Dalam pada itu saya selalu mengesah terhenti pada saat bibirku selalu dipagut Wawan semacam ini, dan napasku mulai habis. Saya makin menderita dalam kesenangan ini. Saya tidak sanggup meronta, badanku rasanya sangat lemas, tenagaku musnah tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia ketahui kodeku bila saya telah memulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Tapi Wawan justru memperbanyak siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap dan mencucup air ludah dalam mulutku ini. Saya tidak dapat bernafas kembali karena luapan birahi yang menimpa diriku ini semisal menutup dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega di saat selanjutnya Wawan membebaskan pagutannya seusai senang mencucup semuanya air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah gak karuan sehabis barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha atur napasku ini, akan tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan di saat pak Berbudiin meremas kuat payudara kiriku, dan menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati seluruh cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali menyambat sewaktu Wawan dengan sekehendak hati mengambil jemari tangannya yang sejak mulai barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya tidak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya mau meminta di Wawan biar dia pengen masukkan jemari tangannya kembali, atau jadi masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar buat mengawasi harga diriku menjadi nona majikan mereka. Jadi saya terpaksa sekali diam serta pejamkan mataku, sembari mengharap mudah-mudahan Wawan selekasnya menarik lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat sewaktu merasai suatu yang tebal, hangat serta basah tekan bibir vaginaku.

Saya membuka kembali mataku. Nyatanya kini Wawan lagi berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin memainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Selanjutnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kesenangan, badanku kembali menggeliat, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang hebat menimpa diriku waktu tiba-tiba Suwito mencengkeram serta memagut bibirku, dan pak Bijakin yang masih tetap menyusu di puting kiri payudaraku, sekarang  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja lantaran dibiarkan oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang sudah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuman dapat mengguman gak terang lantaran bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, membikin mataku terbeliak, badanku menyebutng serta menyebutng.

Saya sudah tentu menjerit kenikmatan bila bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito semacam ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang serta badanku tersentak sekian kali menemani orgasme istimewa yang menimpa badanku.

Otot perutku menyebutng hingga terasanya bakal kram, datangkan rasa nikmat pada merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih ditambah lagi dengan rasa nyeri yang kian jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu tidak lepas walaupun saya menggeliang seperti apa saja. Serta seluruh cairan cintaku yang menetes itu dicucup serta diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.

Tidak ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengerang terbendung. Tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini benar-benar tak berkurang, lantaran Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sementara itu Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin selalu semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART6

Sesudah sesaat disiksa sesuai ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas serta cuman dapat pasrah terima semuanya ini. Tenagaku seperti lenyap bersama cairan cintaku yang membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas sewaktu Suwito melepas pagutannya, serta saya harus masih melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, menambahkan semua kesan nikmat yang telah dari sejak barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito waktu ini demikian mesra, membuatku bertambah kebingungan serta gak tahu mesti melakukan perbuatan apa. Jantungku berdegap kuat, sementara itu orgasmeku benar-benar tak berhenti.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mengerang di saat tiba-tiba kurasakan suatu hal yang hangat di leherku.

Saya tidak rasakan kuluman di puting kanan payudaraku, mempunyai arti sudah dipastikan pak Berbudiin yang mengarahkan gempurannya pada leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian kepada diriku ini.

Tetapi mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya selalu menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Tetapi lidah yang nakal itu masih juga bermain dalam lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku terus dilumat secara halus, lalu jilatan dan ciuman pada leherku ini… pula semua rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak dapat terima siksaan orgasme untuk orgasme yang tetap menderaku sejak mulai badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama