CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3, Hasrat-Bispak43 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi benar-benar mempersiapkan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang ia paham bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali jika burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, perkara yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah ketahan sewaktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tukasnya pengin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi tekan nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia kian terangsang sampai pekerjaanku akan usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuman dapat mengguman gak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali sewaktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu telah membuka rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang hendak diberi Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua murid keji ini bakal lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Harusnya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku buat pikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Selanjutnya dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih tetap begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semua tehnik oralku biar Pandu cepat sampai pucuk serta kedepannya dia tak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok di sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya gak ingin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku nampak sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terbendung di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, menyebabkan kesan yang aneh di saat saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mendesah terhenti, tetapi saya tidak lupa bila saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan di saat saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk memandang apa yang tengah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh pengin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah ketahan, tetapi sekarang ini saya gak punyai alternatif lain, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sejenak saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, dan seterusnya saya selalu usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya harus tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mencegah mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku,  saya mesti mencegah merasa sakit bersatu nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharap pengidapanku ini lekas selesai. Saya  mengharapkan busana seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku selesai saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Seusai saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak bisa menghentikan keasyikan service oralku.

Tetapi saya gak ingin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan dalam mulutku ini, namun saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya telah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan langkah yang serupa buat melepaskan kekecewaanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini kendati pun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tapi saya belum usai dengannya.

Saya terus menghirup dan mengisap penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, dan di saat saya melepas tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang selesai saya dan banyak pujaan hatiku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya dapat meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sehabis Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Situasi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir mencegah tangis. Saya sangat sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Tetapi saya sadar kalau saya mesti membereskan diriku di toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran ganti telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu jelas sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak mau terkena bencana untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya balik tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Namun saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit tidak nikmat sebab saya mesti tidak jujur pada Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini ialah yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan perbincangan kami saat saya mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau mungkin lebih persisnya di gudang barusan.

Namun tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot merayu dan mengejekku masalah Andy. Ditambah lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang harusnya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah memikatku, dan saya telah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu mesti lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dikerjakan Andy? Apa yang kurang lebih berada pada ingatan Andy kini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… sampai sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin katakan apa ya… saya pengin ngomong, jika Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny bersungguh lewat kata tukasnya, dan saya dan selalu merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa apalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Maka itu tidak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BERISI PART3

Saya memandang ke seputarku, nyatanya betul-betul kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap saya khawatir bila ada yang dengar ujaran mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak ingin Andy dengar gosip yang tidak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, agar saya gak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya telah tak punyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang tingkah laku biadabnya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama